Aliansi BEM Nusantara Yogyakarta Demo, Gambar Jokowi-Gibran-Anwar Usman Disilang Merah

oleh -155 Dilihat
oleh

 

YOGYAKARTA, Stasiun Berita – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar aksi teatrikal di sekitar Tugu Yogyakarta, Jumat (27/10). Foto wajah Presiden Jokowi, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman disilang merah oleh mahasiswa.

Aksi ini merespons Mahkamah Konstitusi yang dianggap telah luntur integritasnya setelah mengabulkan sebagian “perkara 90” yang dinilai mempermulus laju Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Presiden Jokowi, maju pilpres.

“Kami mengecam dan mengutuk keras segala bentuk praktik politik dinasti yang itu buruk, jelek, bahkan keji bagi proses demokrasi,” kata Arya Dewi Prayetno, Koordinator Daerah BEM Nusantara DIY.

Anwar Usman yang juga ipar Jokowi dinilai sengaja meloloskan pengubahan syarat capres-cawapres agar Gibran bisa berpasangan dengan Prabowo.

“Bagaimana dipertontonkan oleh rezim saat ini di mana kuasa-kuasa itu hanya berdasarkan relasi dan hubungan keluarga, kami menyayangkan hal tersebut,” kata Arya.

“Maka tuntutan kami pada hari ini adalah menuntut pemerintah untuk mengembalikan integritas MK atau mereposisi MK sebagai suatu lembaga negara yang memiliki integritas, kapabilitas, dan akuntabilitas,” lanjut mahasiswa ISI Yogyakarta ini.

Peserta aksi — yang menurut Arya berasal dari 25 kampus swasta dan negeri di Yogya — juga menuntut Anwar Usman dicopot dari jabatannya sebagai Ketua MK karena dinilai tidak lagi berdaulat.

“Dampak negatif dari putusan MK mengenai batas usia capres dan cawapres adalah bagaimana kita melihat bahwa orientasi kita untuk beberapa tahun ke depan, di mana mereka-mereka yang memiliki hak untuk jadi pemimpin bangsa hanya mereka-mereka yang memiliki harta, memiliki relasi kuasa, atau memiliki hubungan keluarga yang erat dengan pemangku kebijakan,” katanya.

Aksi Teatrikal

Arya mengatakan aksi teatrikal ini adalah cara dari peserta aksi di Yogyakarta sebagai simbol seni dan budaya. Maka dari itu aksi kali ini tak hanya orasi politik saja.

“Ini bermuatan sarkasme atau satire. Disilang artinya kami menunjukkan kekecewaan kami terhadap pemerintah dan rezim saat ini. Kami menyilang muka dari Presiden Jokowi, Gibran, dan juga Anwar Usman, mereka adalah aktor-aktor yang ditunjuk dan dipertontonkan kepada muka publik bahwa mereka telah melakukan praktik dinasti politik yang sangat memalukan bangsa dan negara,” katanya. (*)

 

 

    No More Posts Available.

    No more pages to load.