Putri Dewi Nilaratih Didepan Rumahnya |
ACEH, StasiunBerita – Mahyuddin, jurnalis media daring Aceh, Modusaceh.co,
diteror orang tak dikenal setelah meliput tentang Putri Dewi
Nilaratih—siswi SMP di Kabupaten Aceh Timur yang sakit ketika belajar karena
kelaparan.
diteror orang tak dikenal setelah meliput tentang Putri Dewi
Nilaratih—siswi SMP di Kabupaten Aceh Timur yang sakit ketika belajar karena
kelaparan.
Pemimpin Redaksi Modusaceh.co,Muhammad Saleh, kepada Suara.com, Senin
(12/8/2019), meminta kepada para pihak di Aceh Timur, khususnya
Peureulak, untuk tidak melakukan tindakan kriminal dalam bentuk apa pun,
terhadap wartawan.
“Jangan main hakim sendiri. Kalau tidak puas terhadap pemberitaan, dapat
gunakan hak jawab dan klarifikasi. Tugas media pers dan jurnalis adalah
mewartakan data, fakta dan peristiwa yang ada. Cara-cara mengancam,
justru akan menimbulkan persoalan baru di kemudian hari,” kata Saleh.
Ia menuturkan, jurnalisnya juga sudah melaporkan teror tersebut ke aparat Polres Aceh Timur untuk diusut.
Sebelumnya, Mayuddin (34), mengaku diteror seusai memberitakan perihal
Putri Dewi Nilaratih, seorang siswi yang dikabarkan sakit perut saat
belajar, karena tidak makan.
Ia mengaku, peneror beberapa kali meneleponnya terkait peliputan yang
viral di media-media sosial. Bahkan, penelepon gelap itu juga mengancam
akan menjemput paksa dengan mengirimkan anak buahnya kalau Mahayuddin
tak mau bertemu.
“Kamu tidak perlu tahu siapa saya, nanti juga akan tahu sendiri siapa
saya. Saya salah seorang perangkat di kampung yang kau beritakan itu.
Kamu tahukan peraturan di desa orang? Dan setidaknya kamu menghubungi
dusun ataupun kepala desa dulu, jangan langsung membuat berita itu,”
ancam orang misterius tersebut seperti ditirukan Mahyuddin.
Tidak sampai di situ, penelpon itu juga mengaku telah mendapat teguran dari atasannya terkait berita itu.
“Kami malu dan masyarakat ada yang tidak terima. Apakah kau mau tanggung
jawab bila nanti nama penerima bantuan itu kami coret. Jadi, lebih baik
sekarang juga kamu jumpai saya biar tahu siapa saya dan saya pun sudah
tidak sabar sekarang,” sebut si penelpon dengan menggunakan bahasa
daerah.
Atas teror tersebut Mahyuddin mengaku merasa terancam dan gelisah.
Menurutnya yang dia beritakan itu adalah realita seperti pengakuan Putri
saat ditanyai gurunya di sekolah.
“Saya tersentuh walau tidak mampu berbuat banyak, apa yang saya
beritakan spontan memang itu pengakuan Putri, sedangkan foto rumah dalam
kondisi lapuk,” ujar mantan Geuchik ini.
Siswi Kelaparan
Rabu (7/8/2019) pekan lalu, Mahyuddin memberitakan tentang Putri Dewi
Nilaratih (14), siswi SLTP 4 Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, yang
terpaksa diantar pulang temannya ke rumah, akibat sakit perut saat
proses belajar di sekolahnya.
Nilaratih (14), siswi SLTP 4 Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, yang
terpaksa diantar pulang temannya ke rumah, akibat sakit perut saat
proses belajar di sekolahnya.
Saat itu, wajah Putri tampak lesu dan peluh, karena dia menahan sakit.
Saat ditanya gurunya, sambil meneteskan air mata Putri bercerita.
Dia tidak sarapan saat pagi hari, saat mau berangkat ke sekolah, sehingga perutnya perih dan harus pamit beranjak pulang.
Saat disarankan agar sarapan terlebih dahulu sebelum ke sekolah, dengan
nada sedih ia mengatakan ”Di rumah tidak ada beras, sehingga tidak
makan.”
“Bukan tak mau makan, tetapi di rumah tak ada beras Bu,” jawab Putri
sambil mengusap air matanya dengan jilbab sekolah yang tampak telah
usang. Tidak lama berselang setelah diberikan makanan oleh sekolah, ia
pun diantar pulang.
sambil mengusap air matanya dengan jilbab sekolah yang tampak telah
usang. Tidak lama berselang setelah diberikan makanan oleh sekolah, ia
pun diantar pulang.
Putri adalah anak keempat dari enam bersaudara, pasangan Suparno dan
Mariani, yang tinggal di Dusun Tualang Masjid Desa Tualang, Kecamatan
Peureulak, Aceh Timur. Ia termasuk siswi yang rajin dan cerdas di
sekolah.
Menurut gurunya, kecerdasan Putri di atas rata-rata, dan selama ini ia
tidak pernah mengeluh dengan kondisi apapun saat di sekolah.
“Ia rajin pergi sekolah, dan baru kini mengeluh akibat sakit perut saat
belajar. Katanya ia tadi tak sarapan,” cerita Nurul Fadilah (27), salah
seorang guru di sekolah Putri kepada Modusaceh.co, Rabu.
Berawal cerita itu pula, Mayuddin mencoba menelusuri jejak ke rumah siswi tersebut.
Tak berapa jauh, setelah melewati satu jembatan baru dari Pasar Peureulak, menuju seberang sungai di Desa Tualang.
Nah, di sana ada satu unit rumah kecil (mungil) beratap daun rumbia.
Kondisi dapurnya telah bocor dan lapuk akibat termakan usia.
Suparno ayah Putri, tidak mempunyai pekerjaan tetap, terkadang harus
pergi keluar kota dan bekerja apa saja demi memenuhi kebutuhan hidup
keluarga.
pergi keluar kota dan bekerja apa saja demi memenuhi kebutuhan hidup
keluarga.
Saat ditemui Mahyuddin, Putri sedang istirahat, ditemani kakak dan adik perempuannya yang masih kelas 1 SD.
“Ayah sudah keluar sebentar, biasanya kerja di Banda Aceh, karena ini mau dekat hari raya ayah pulang sebentar,” ucap Putri.
Seusai pemberitaan tersebut, kondisi Putri menuai banyak simpati.
Bahkan, dari Bupati Aceh Timur Hasballah HM Thaib dan anggota DPR Aceh
dari Partai Aceh, Iskandar Al-Faraky, langsung bereaksi cepat.
Bupati Aceh Timur Hasballah HM. Thaib atau akrab disapa Rocky mengirim
staf Dinas Sosial setempat. Ironis, selain memberi bantuan, salah
seorang staf dinas itu merekam video yang berisi bantahan Putri bahwa
dia lapar dan sakit perut, bukan karena tidak ada beras di rumah, tapi
memang malas sarapan.
Rekaman video tersebut sengaja diunggah di media sosial dan menjadi
viral sebagai bentuk bantahan terhadap pemberitaan media ini sebelumnya.
Sedang Iskandar Al-Faraky mengirim tim atau utusan untuk memberi
bantuan.
Simpati serupa juga datang dari berbagai warga di Banda Aceh dan
Jakarta. Mereka dengan sadar menyalurkan bantuan, mengurangi beban yang
dialami Putri dan keluarganya. [suarakalbar.co.id]