JAKARTA, StasiunBerita – Kementerian Agama (Kemenag)
akan merevisi berbagai mata pelajaran yang menyangkut masalah yang
sedang menguat seperti korupsi dan sebagainya. Kemenag mengedepankan
moderasi beragama dalam muatan mata pelajaran agama islam dan berbasis
revolusi mental.
akan merevisi berbagai mata pelajaran yang menyangkut masalah yang
sedang menguat seperti korupsi dan sebagainya. Kemenag mengedepankan
moderasi beragama dalam muatan mata pelajaran agama islam dan berbasis
revolusi mental.
“Memang katanya dulu kalau kita liat muatan sejarah khilafah sebenarnya
enteng-enteng, tapi begitu ditampilkan di anu, pengajarnya ikut
menganukan,” kata Menteri Agama, Fachrul Razi saat Rapat Kerja dengan
DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Awalnya, kata dia, khilafah dimaksudkan agar siswa memahami sekadarnya,
tapi ternyata menjadi media publikasi dan kampanye khilafah. Menurut
dia, materi khilafah dihilangkan karena memang niatnya baik.
“Karena pengajarnya mungkin memihak kepada itu, jadi akhirnya mengkapitalisasi,” katanya.
Kemenag juga akan merevisi buku pelajaran fikih, sejarah kebudayaan
Islam, dan bahasa arab. Ini termasuk buku mata pelajaran Alquran, hadis
dan akidah akhlak.
“Alasan revisi kita tentu saja mengikuti perkembangan sains dan
teknologi. Kemudian agar lebih kontekstual berbasis revolusi mental,”
kata dia.
Fachrul mengatakan, buku-buku yang bakal direvisi ditargetkan pada tahun
ajaran 2020 sudah siap untuk di uji publik. Ia berharap pada bulan Juli
2020 sudah siap dipakai, baik di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.
“Kembali saya garis bawahi, bukan saya masuk tiba-tiba, saya benahi
bukan. Tapi sudah berlangsung lama dan memang karena dipandang harus
dibenahi,” ujarnya.
bukan. Tapi sudah berlangsung lama dan memang karena dipandang harus
dibenahi,” ujarnya.
Fachrul mengatakan, rencana revisi kurikulum agama sebenarnya sudah lama
sejak Menag dijabat Lukman Hakim Saifuddin pada periode lalu. Namun ini
isu ini tambah menguat ketika Fachrul menjabat sebagai Menag periode
2019-2024.
“Jadi mungkin saya tinggal di ujung saja membenahi, tapi secara keseluruhan, kita merevisi 155 buku,” kata Fachrul. [*]