StasiunBerita – Sumedang – Jembatan Cincin, itu salah satunya nama jembatan cukup diketahui dengan beberapa narasi warga serta latarbelakang sejarahnya, jembatan peninggalan Belanda ini ada di wilayah Cisaladah, Cikuda, Jatinangor Kabupaten Sumedang
Bila kalian pernah atau mempunyai rekan serta sanak saudara yang tempuh pendidikan di Kampus Padjajaran Jatinangor tentu nama jembatan cincin bukan nama asing di telinga mereka, cerita-cerita mengenai jembatan itu sangat berseliweran di warga seputar, terhitung narasi mistis.
Banyak yang menanyakan, mengapa mahasiswa Unpad yang jalani perkuliahan di universitas Jatinangor kenal jembatan itu. Hal tersebut melalui jembatan itu dibikin oleh masyarakat ke arah jalan singkat tembus langsung dalam komplek Kampus Padjadjaran.
Jembatan Cincin mulai dibuat oleh perusahaan kereta api punya Belanda, yaitu perusahaan Staat Spoorwagen Verenidge Spoorwegbedrijf pada tahun 1917. Waktu waktu Belanda jembatan itu digunakan untuk menyambungkan daerah Tanjungsari dengan Rancaekek buat memudahkan pengangkutan warga serta hasil bumi mereka yakni tanaman karet.
Bila mengingat pembangunan di zaman penjajahan Belanda, tentu kita tidak akan dapat lupa yang disebutkan Romusha atau kerja paksa di zaman penjajahan Belanda pada pribumi, beberapa pribumi saat itu diminta kerja tanpa ada memperoleh gaji untuk penuhi keinginan beberapa pemimpin untuk membuat insfrastruktur.
tidak memperoleh gaji serta beberapa pekerja Romusha cukup banyak yang pada akhirnya harus meregang nyawa sebab kelaparan atau penyiksaan , terhitung saat pembangunan jembatan cincin.
Selintas tidak ada yang aneh dengan jembatan ini, udara yang fresh serta panorama yang indah kelihatan jelas bila kita ada di atas jembatan. Sebab jembatan cincin dibuat pas ditengah-tengah tempat persawahan punya warga seputar.
Terkadang seperti ada suara anak kecil nangis, wanita nangis, wangi bunga kembang.
tidak cuma keindahan alamnya, kontruksi bangunan yang berdiri kuat, kuat, dan indah menumbuhkan rasa takjub buat siapa saja yang menyaksikannya, tetapi semuanya cuma dapat dirasa bila di siang hari.
Namun lain perihal waktu malam hari, kemungkinan cuma segelintir orang yang berani lewat di jembatan itu, serta dinyatakan mereka ialah beberapa orang yang tidak paham narasi urban mistis di balik keindahan jembatan itu bila malam hari. Tangisan seorang bayi sering temani mereka-mereka yang membulatkan tekad lewat jembatan cincin waktu malam hari.
Menurut narasi masyarakat seputar, figur wanita yang sering menampakan sekelebat wujudnya itu dikira penghuni jembatan, yang konon menurut narasi turun temurun di desa itu, sang wanita wafat dengan melonjak dari atas jembatan, sebab menganggap malu karena dianya hamil di luar nikah, serta pasangan lelakinya malas bertanggungjawab.
Figur wanita itu sering menampakan wujudnya pada warga yang lewat jembatan pada saat malam hari. Tidak cuma hanya itu, figur wanita mistis itu seringkali minta pertolongan pada warga menemukan si lelaki yang sudah menghamilinya di waktu dulu.
“Kalau yang simak sich sudah banyak, tidak hanya masyarakat sini tetapi mahasiswa di luar wilayah yang seringkali melalui jembatan malam–malam, sebab mereka belum mengetahui ceritanya banyak juga yang kewenehan (banyak yang simak atau denger),” kata Yayat salah seorang masyarakat seputar mengawali narasi pada Tagar.
Waktu malam hari kata Yayat, di jembatan cincin itu seringkali ada suara aneh. Belum juga aroma wanginya bunga kumbang di sekitar jembatan.
“Terkadang ada suara anak ayam, terkadang kaya ada suara anak kecil nangis, wanita nangis, wangi kembang tetapi kalau wangi kembang malem atau siang terkadang ada, kaya saat ini kan kecium wangi kembang walau sebenarnya tengah hari,” papar Yayat sekalian rasakan wanginya aroma kembang di tempat jembatan.
Cukup banyak beberapa orang yang lewat di jembatan itu baik siang atau malam alami hal yang aneh, seperti rasakan terdapatnya yang melumpuhkan kaki beberapa pejalan kaki walau sebenarnya tidak ada akar atau batu yang kelihatan di selama jalan jembatan itu.
Yang ngerasa dijegal waktu jalan ada juga.
Warga seputar seperti Yayat, sering memperingatkan beberapa pendatang terutamanya beberapa mahasiswa baru tidak untuk melamun waktu melewati jembatan itu yang di kuatirkan akan ada masalah makhluk penunggu jembatan yang berbuntut fatal.
“Yang ngerasa di jegal waktu jalan ada juga, tuturnya mereka ngerasa jika kakinya ada yang ngehalangin jadi mereka tersuruk, serta warga hanya menyarankan bikin siapa saja melalui jembatan cincin jangan dalam kondisi melamun,” tegas Yayat.
Tidak hanya sesosok wanita, beberapa penampakan mahluk lain juga sering tampil di jembatan ini, bila mulai mendekati malam hari figur beberapa anak kecil yang kelihatan berlarian, sambil menampakan dianya dengan muncul terbenam.
Konon, beberapa “penghuni” jembatan cincin cuma mengganggu mereka yang mempunyai niatan yang kurang baik, salah satunya mereka yang akan mabuk-mabuk di tempat sampai lakukan tindakan asusila di tempat yang benar-benar sepi pada malam hari.
Rendi yang disebut seorang alumni dari Kampus Padjajaran Fakultas llmu Pengetahuan Alam (FMIPA) bercerita pengalaman dianya yang pernah merasakan insiden cukup membuat bulu kuduknya berdiri, saat itu.
Rendi yang akan pulang dari kos-kosan temannya ke arah indekos, harus terpaksa melalui jembatan cincin selesai azan magrib bergema, pasalnya bila lewat jalan raya, jarak yang perlu ditempuh cukup jauh, pada akhirnya Rendi pilih melewati jembatan cincin walau dianya tahu serta sering dengar cerita-cerita mistis mengenai jembatan itu.
Jembatan cincinJembatan dibuat oleh perusahaan kereta api punya Belanda, yaitu perusahaan Staat Spoorwagen Verenidge Spoorwegbedrijf pada tahun 1917. (Photo: Tagar/Erian Sandri)
Rendi saat itu dalam hati dianya bergumam untuk memperkuat keberaniannya, dia memandang narasi itu hanya hanya mitos, tetapi waktu mengawali perjalanannya, mendadak insiden yang tidak dia harap justru berlangsung, waktu Rendi mulai mencapai ujung jembatan selesai azan kumandang maghrib dia mencium wangi kembang yang benar-benar menusuk, langsung bulu kuduk Randi berdiri diikuti rasa takut makin bertambah serta pemikiran mulai bersatu aduk di pikirannya.
Waktu itu Rendi cuma sendirian lewat di atas jembatan, tidaklah heran sebab memang masyarakat, serta dalam hati dia mengharap ada orang yang lewat dari sana, pas di pertengahan jembatan sial bukan menjumpai pejalan yang lewat.
Pria yang mempunyai tinggi seputar 165 mtr. itu, justru dengar tangisan seorang wanita yang sangat benar-benar rintih, langsung dia langsung lari tetapi suara wanita itu justru menjadi suara tawa, yang menyeringai yang benar-benar sama dengan tawa sesosok kuntilanak seperti di film-film horor.
“Saya pernah melalui situ habis pulang dari kosan rekan, itu jam 1/2 tujuh malam sesudah magrib, takut sich ada sebab kan memang sudah banyak cerita-cerita mengenai tempat itu, tetapi fikir saya dibanding jauh jika jalan biasa ya pada akhirnya saya melalui jalan itu,” tutur Rendi.
Saat ini kan kecium wangi kembang walau sebenarnya tengah hari.
Di balik keindahan jembatan peninggalan Belanda yang kelihatan istimewa, ditambah lagi panorama perkebunan serta persawahan yang demikian asri, ada banyak makam yang meningkatkan kesan-kesan angker bila hari mulai senja, makam itu ada dibawah sekitaran jembatan, menurut warga seputar makam itu adalah makam keramat, makam seorang tokoh pada zamannya dikenal dengan mbah Jamrong.
Jembatan cincinDi tempat dekat jembatan cincin, ada banyak makam diantaranya makam dikenal dengan nama mbah Jamrong. (Photo: Tagar/Erian Sandri)
Siapakah mbah Jambrong? apa figur mbah Jambronglah yang sering turut mengganggu warga yang lewat di jembatan cincin?
Dari info riwayat yang di bisa dari warga seputar, figur mbah Jambrong bukan figur yang jahat, bukan juga figur yang sering mengganggu, tetapi figur mbah Jambrong ialah seorang tokoh warga seputar yang benar-benar patuh akan ajaran agama islam.
Mbah Jambrong adalah figur seorang pakar beribadah, dia sering ajak warga seputar untuk melaksanakan ibadah serta memeluk ajaran Islam di zamannya, walau makam tokoh agama terdapat di tempat sekitaran jembatan, tetapi tidak ada yang mengetahui siapa nama sebetulnya dari mbah Jamrong serta tidak ada yang mengetahui mengenai kelahiran serta kapan Mbah Jambrong wafat saat itu.
Biarkanlah narasi mengenai jembatan cincin, figur wanita penghuni jembatan, serta makam mbah Jamrong serta pengalaman mereka masih jadi narasi serta riwayat buat Jembatan peninggalan kolonial Belanda itu. (*)