Legenda Gunung Tangkuban Perahu, Penuh Mitos serta Misteri

oleh -166 Dilihat
oleh

Stasiun Berita-  Gunung Tangkuban Parahu yang terdapat di daerah tepian di antara Kabupaten Subang dengan Kabupaten Bandung Barat (KBB) jadi salah satunya tujuan wisata buat beberapa wisatawan lokal atau luar negeri.
Gunung yang populer dengan legenda Sangkuriang ini menyuguhkan panorama alam yang indah. Tetapi di balik itu, gunung ini simpan bermacam misteri serta kental dengan beberapa hal yang bau mistis.
Dari zaman dulu sampai saat ini, pengunjung atau pendaki gunung sering alami insiden yang misteri serta aneh, dari mulai lihat penampakan sampai tersesat di rimba.
Salah satunya kejadian yang pernah berlangsung ialah keluarnya asap hitam yang benar-benar tebal dari Kawah Ratu. Momen itu dilihat langsung anak dari juru kunci atau kuncen Tangkuban Parahu, Ema Aling, waktu nenek yang sekarang berumur 83 tahun lebih itu dibawa orangtuanya, Madpai binti Nawapi untuk lihat kawah Tangkuban Parahu.
“Saat emak (nenek) usianya 10 tahunan dibawa bapak kesana, tuturnya agar tahu kawah. Lantas ada seorang anak kecil yang bicara ikan mas, mendadak langsung keluar kabut hitam benar-benar pekat, hingga tangan juga tidak kelihatan,” katanya di tempat tinggalnya Kampung Gamblok RT 06 RW 07 Desa Cikole Kecamatan Lembang KBB, Minggu (4/8).
Meskipun sampai sekarang tidak paham apa sebabnya, masyarakat asli Desa Cikole ini yakin bila orang-tua pada zaman dulu pantangan bawa ikan mas ke Tangkuban Parahu. “Jangankan bawa, mengucapakan kata ikan mas juga dilarang jika ke Tangkuban Parahu,” katanya.
Mitos yang lain serta sedikit orang yang mengetahui ialah bila di Kawah Ratu ada keraton yang benar-benar istimewa sampai sekumpulan orang yang bermain gamelan, tapi hal mistis itu cuma bisa disaksikan oleh orang khusus saja.
Menurut cerita yang dikisahkan nenek moyang warga seputar Tangkuban Parahu, keraton itu benar-benar angker sebab adalah tempat bersemayamnya arwah beberapa leluhur, dan adalah pusat kerajaan bangsa jin.
Aling serta masih ingat saat sesudah zaman kemerdekaan, bekas Presiden Soekarno pernah meluangkan bertandang serta lakukan ritual di seputar Kawah Ratu.
“Saat bergerak remaja, emak lihat bapak Soekarno di Kawah Ratu. Pada saat itu belum seramai seperti saat ini, belumlah ada warung-warung pedagang. Dahulu itu hanya ada dua bangunan di seputar kawah, yakni menara pengawas serta restoran. Bangunannya belum tembok, masih kayu,” jelasnya.
Aling meneruskan, cerita zaman dulu yang berlangsung di Tangkuban Parahu sempat juga dirasakan pedagang yang tengah menanti konsumen. Pedagang itu akui lihat sesosok penunggang kuda misterius yang mendadak langsung lenyap.
“Si penjaga warung itu katakan ‘mudah-mudahan aya jurig tumpak kuda (ada jin naik kuda)’ sebab warungnya benar-benar sepi. Tidak diduga, nyatanya hadir seperti orang naik kuda, sesudah mendekat ke warung, penunggang kuda itu lantas lenyap,” katanya.
Menurut Aling, ketentuan yang perlu ditaati pengunjung atau pendaki di Tangkuban Parahu ialah jaga sopan santun, jangan sompral, tidak membunuh satwa liar seputar rimba dan taat pada tradisi istiadat masyarakat ditempat.
Lepas dari mitos serta narasi mistis yang berlangsung, masyarakat ditempat yakin bila Tangkuban Parahu sampai sekarang masih angker. Oleh karenanya, komune tradisi di seputar kaki gunung masih menggenggam teguh warisan karuhun dengan teratur membuat ruwatan serta tolak bala supaya dihindarkan dari bencana.
“Orangtua dahulu kala seringkali membuat adat ruwatan di Kawah Ratu dengan bawa beberapa sesajen seperti rujak kelapa, pisang, roti, candil, sayur kelor, ayam bakakak, tumpeng dan sebagainya, persisnya pada malam Selasa serta malam Jumat Kliwon,” katanya.
Tetapi bersamaan perubahan zaman, kepedulian pada alam serta keyakinan jaga warisan budaya jadi penghormatan pada penguasa gunung serta rimba makin habis terkikis. “Ruwatan ialah adat keyakinan nenek moyang semenjak zaman dulu. Bukan bentuk kemusyrikan, sebab tidak ada Tuhan tidak hanya Allah yang pantas disembah,” imbuhnya.   [*]

    No More Posts Available.

    No more pages to load.