EDITORIAL, StasiunBerita – Kondisi yang memanas antara Indonesia
dan Malaysia tak urung membuat banyak pihak geram bahkan sempat
melambungkan tagar #GanyangMalaysia di sosial media sebagai bentuk
kekecewaan atas respon negeri jiran terhadap insiden pengeroyokan
suporter.
dan Malaysia tak urung membuat banyak pihak geram bahkan sempat
melambungkan tagar #GanyangMalaysia di sosial media sebagai bentuk
kekecewaan atas respon negeri jiran terhadap insiden pengeroyokan
suporter.
Namun jika seandainya benar, aksi Ganyang Malaysia dilakukan, maka jangan remehkan kekuatan militer Indonesia.
Pasalnya, Indonesia sudah mengambil langkah-langkah strategis dan bakal tegas menindak setiap pelanggaran teritori.
Salah satunya mempersenjatai pulau Natuna.
Melalui Minimum Essential Force (MEF) alias Kekuatan Pokok Minimum yang
terbagi tiga tahap, TNI mulai mendorong maju arsenal perangnya ke
perbatasan antar negara.
Yang paling kentara ialah perkuatan pulau Natuna yang dihuni oleh
Batalyon Komposit yang berisi satuan pemukul dari TNI AD, TNI AL, TNI
AU.
Anggaran pertahanan Indonesia yang semakin meningkat setiap periodenya
berimbas pada belanja alutsista gila-gilaan oleh TNI yang bisa membuat
meradang seluruh kawasan.
Setelah pembangunan infrastruktur macam pelebaran dermaga, pembangunan
landasan pacu, hanggar dan barak prajurit selesai maka isian ‘alat
penggebuk’ pun mulai disuntikkan ke Natuna.
Kapal Selam Indonesia, KRI Ardadedali 404. Dipastikan Natuna bakal diisi oleh unsur kapal selam @satselhiukencana
Kapal Selam Indonesia, KRI Ardadedali 404. Dipastikan Natuna bakal diisi oleh unsur kapal selam
Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang ditempatkan di Natuna pun tak main-main.
Disana disiagakan tiga KRI ukuran besar sekelas Fregat Bung Tomo class
dan Korvet Diponegoro class untuk melakukan patroli di perairan Natuna
dan laut China Selatan.
Terbaru tentunya korvet kelas Parchim TNI AL yang tanpa diduga ternyata ikutan nimbrung di Natuna.
Sedianya juga akan ditempatkan kapal selam di Natuna untuk menanggulangi aspek peperangan bawah laut.
Belum selesai sampai disitu, rencananya di Natuna juga akan ditempatkan
satu skadron pesawat tempur untuk melakukan operasi patroli udara
berkemampuan Maritime Strike.
Pesawat tempurnya pun merupakan kelas wahid macam F-16 C/D Block 52ID dan Sukhoi Su-27/30 milik TNI AU.
Merasa masih kurang? tenang ada lagi penambahan pasukan elite tiga matra milik TNI macam Marinir, Paskhas serta Kostrad.
Di Natuna juga disiagakan berbagai macam radar penjejak agar dapat
mengetahui jika ada unsur asing yang menyelonong masuk ke teritori
Indonesia tanpa izin bahkan pesawat siluman/stealth pun bakal terdeteksi
jika mencoba melakukan pelanggaran.
KRI Teuku Umat 385 sedang meluncurkan RBU-6000 yang berguna untuk membabat kapal selam.
Perkuatan Natuna dimaksudkan sebagai unsur penangkal dengan jargon
‘gebuk duluan sebelum masuk’ dalam artian cegah dulu jauh diluar sebelum
masuk ke teritori Indonesia.
‘gebuk duluan sebelum masuk’ dalam artian cegah dulu jauh diluar sebelum
masuk ke teritori Indonesia.
Tentu dijadikannya Natuna sebagai pangkalan militer pemukul terdepan TNI
di bagian utara Indonesia membuat banyak negara was-was.
Salah satunya ialah Malaysia yang sudah panik bukan main karena kekuatan
TNI di Natuna bisa memenggal/membelah negara mereka menjadi dua bagian.
TNI di Natuna bisa memenggal/membelah negara mereka menjadi dua bagian.
Posisi Natuna berada ditengah antara Semenanjung Malaysia serta Sabah dan Sarawak.
Maka mau tak mau jika ada pesawat atau kapal laut baik akan dan ke
Semenanjung-Sabah & Sarawak, maka harus mendapat clearance dari
pihak Indonesia.
Jika Indonesia mau jahat, bisa saja jalur antara Semenanjung- Sarawak
diblokade untuk mengurung salah satu wilayah negara Malaysia itu.
Jika nekat terobos tanpa izin maka siap-siap saja terima akibatnya.
Perkuatan di Natuna masih terus berlanjut dan disana nantinya akan
ditempatkan peralatan tempur kelas satu nan canggih milik TNI untuk
menghadapi segala bentuk ancaman yang menganggu kedaulatan Indonesia. [grid]