StasiunBerita – Gunung Merapi di perbatasan Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan satu kali awan panas
letusan dengan tinggi kolom 3.000 meter pada Senin, demikian keterangan
dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi
(BPPTKG).
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan satu kali awan panas
letusan dengan tinggi kolom 3.000 meter pada Senin, demikian keterangan
dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi
(BPPTKG).
Melalui akun twitter resminya, BPPTKG menyebutkan awan panas letusan
Gunung Merapi yang terekam di seismogram pada pukul 16:13 WIB memiliki
durasi 270 detik dengan amplitudo 75 mm.
Siaran Pers Kejadian Letusan Gunung #Merapi tanggal 14 Oktober 2019 pukul 16:31 WIB. Rekomendasi jarak bahaya radius 3 km dari puncak. Tingkat aktivitas Waspada (level II). #statuswaspada sejak 21 Mei 2018 pic.twitter.com/BFGkvo2zVr— BPPTKG (@BPPTKG) October 14, 2019
“Terpantau kolom setinggi max ±3.000 meter dari puncak. Angin bertiup ke arah barat daya,” tulis BPPTKG melalui akun twitternya.
Awanpanas guguran Gunung #Merapi terjadi pada tanggal 14 Oktober 2019 pukul 20:19 WIB. Awanpanas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo max. 30 mm dan durasi ±76 detik. Jarak luncur tidak teramati karena cuaca berkabut. #statuswaspada sejak 21 Mei 2018— BPPTKG (@BPPTKG) October 14, 2019
BPPTKG merekomendasikan jarak bahaya 3 kilometer (km) dari puncak Gunung
Merapi. Di luar radius tersebut masyarakat dapat beraktivitas seperti
biasa.
Merapi. Di luar radius tersebut masyarakat dapat beraktivitas seperti
biasa.
Masyarakat juga diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.
Sebelumnya, Gunung Merapi juga mengeluarkan awan panas letusan pada
Minggu (22/9/2019) dengan tinggi kolom 800 meter. Awan panas letusan itu
memiliki amplitudo 70 mm dan durasi 125 detik dengan jarak luncuran
diperkirakan sejauh 1.200 meter. [source harianterbit]