Stasiun Berita – Perubahan pola makan saat berpuasa sedikit banyak memang bisa berpengaruh pada kondisi perut kamu. Itulah mengapa salah satu keluhan yang sering terjadi selama bulan puasa adalah kram perut. Kebanyakan kram perut saat puasa biasanya disebabkan oleh hal yang tidak terlalu mengkhawatirkan, seperti sakit maag atau salah makan saat sahur. Misalnya, menyantap makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam.
Namun, bukan berarti kamu boleh menyepelekan kram perut yang terjadi saat puasa. Yuk, cari tahu apa saja yang mungkin menjadi penyebab kram perut saat puasa, agar kamu tahu kapan harus mendapatkan bantuan medis.
Ada beragam penyebab kram perut saat puasa. Beberapa termasuk ringan dan mudah diatasi, sedangkan ada juga yang tergolong serius. Bila kamu mengalami kram perut saat puasa dan pada momen-momen tertentu saja, bisa jadi penyebabnya adalah gangguan kesehatan berikut:
- Alergi makanan
- Adanya gas berlebih dalam perut
- Keracunan makanan
- Sindrom iritasi usus
- Penyakit Crohn.
Kram saat puasa juga bisa terjadi bila kamu punya intoleransi terhadap laktosa, bisul perut, ataupun penyakit radang panggul. Namun, pada beberapa kasus yang lebih serius, kram perut saat puasa bisa jadi pertanda kamu mengidap penyakit ini:
- Batu empedu
- Batu ginjal
- Endometriosis
- Gastroesophageal reflux disease (GERD)
- Hernia
- Radang usus buntu.
Jadi, jangan remehkan kram perut saat puasa. Kamu sebaiknya segera mengobatinya dengan cara yang tepat agar rasa nyerinya bisa mereda, sehingga bisa beribadah dengan lebih nyaman.
Tips Mengatasi Kram Perut Saat Puasa
Pengobatan kram perut pada setiap orang tentu saja bisa berbeda-beda, karena harus disesuaikan dengan penyebabnya. Bila kamu memiliki penyakit maag, misalnya minum obat maag adalah solusi yang terbaik. Selain itu, kamu juga mesti menghindari asupan makanan yang bisa memicu maag kambuh saat sahur. Hindari juga langsung tidur setelah sahur, karena bisa meningkatkan sekresi asam lambung.
Pengidap maag juga dianjurkan untuk tidak makan berlebihan saat berbuka puasa. Mulailah berbuka dengan minuman sederhana, seperti air putih atau air kelapa yang memiliki kandungan elektrolit, kemudian lanjutkan dengan makan makanan ringan yang manis, misalnya kurma.
Buah asal Timur Tengah tersebut bisa membantu menormalkan kadar gula darah setelah berpuasa seharian. Setelah itu, baru kamu bisa menyantap makanan berat, tapi dalam porsi yang secukupnya saja agar tidak terjadi peregangan dinding lambung yang berlebihan. Sejatinya, lambung harus berkontraksi secara rileks saat mengolah makanan tertentu, apalagi setelah seharian dibiarkan dalam kondisi kosong.
Untuk mencegah kram perut saat puasa, jagalah asupan makanan yang kamu konsumsi saat sahur dan berbuka puasa. Tidak hanya mencermati jenis makanannya saja, tapi juga jumlah atau porsinya. Ingat, jangan kalap saat berbuka puasa, melainkan makanlah secukupnya. Selain itu, kamu juga dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan sehat dan bergizi dibanding makanan yang berlemak atau gorengan.
Tetaplah jalani pola hidup sehat selama bulan Ramadan dengan berolahraga secara rutin, menghindari stres, dan tidur yang cukup. Bila kamu mudah mengalami kram perut, sebaiknya bicarakan dengan dokter mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan saat berpuasa. [*]